Deskripsi
Komposisi
Setiap tablet mengandung Captopril sebanyak 25 mg.
Kategori
Hipertensi
Indikasi Umum
Hipertensi, terutama pada :
- Penderita hipertensi dengan diabetes melitu (golongan ACEI dapat menurunkan resistensi terhadap insulin)
- Penderita hipertensi dengan proteinuria, gagal jantung, pasca infark miokard dengan gangguan fungsi diastolik.
Deskripsi
Pemberian awal dibawah pengawasan dokter spesialis. Pemberian awal penghambat ACE harus dibawah pengawasan dokter spesialis dengan pemantauan klinis yang intensif pada pasien dengan gagal jantung yang berat atau pada pasien yang:
- Menerima beberapa macam obat atau terapi diuretika dosis tinggi (misalnya lebih dari 80 mg furosemid sehari atau setara dengan itu)
- Mengalami hipovolemia
- Mengalami hiponatremia (kadar natrium dalam jaringan di bawah 90 mmHg)
- Menderita gangguan jantung yang tidak stabil
- Menderita gangguan fungsi ginjal (kadar kreatinin dalam plasma di atas 150 mikromol/liter)
- Menerima terapi vasodilator dosis tinggi
- Berumur 70 tahun atau lebih.
Dosis
Aturan Pakai
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25 ℃ (68-77 ℉), terlindung dari cahaya. Hindari dari jangkauan anak-anak.
Kemasan
Efek Samping
Hipotensi, gangguan fungsi ginjal, batuk kering yang menetap, angioedema, ruam kulit, gangguan pengecapan, gangguan saluran cerna (mual muntah, dispepsia, diare, konstipasi dan nyeri abdomen). Hiperkalemia, hipoglikemi, dan kelainan darah termasuk trombositopenia, leukopeni, neutropenia.
Interaksi Obat
- Pemberian bersamaan dengan diuretik hemat kalium (spironolacton) dapat menimbulkan hiperkalemia.
- Penurunan efektivitas captopril, jika digunakan bersamaan dengan Antasida.
- Penurunan efektivitas captopril dan menambahkan resiko hiperkalemia, jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) seperti natrium diklofenak, celecoxib, ibuprofen, ketorolac, dsb.
- Pemberian bersamaan dengan Allopurinol dapat meningkatkan toksisitas dari allopurinol.
Kontra Indikasi
Hipersensitif, wanita hamil (bersifat teratogenik), menyusui (diekskresi kedalam ASI dan berakibat buruk terhadap fungsi ginjal bayi), hiperkalemia, stenosis arteri renalis bilateral atau unilateral pada keadaan ginjal tunggal.
Perhatian
Penggunaan obat ini harus dengan resep dokter dan dalam pengawasan dokter.
Pada pasien yang sedang menggunakan diuretika, pemberian awal penghambat ACE perlu dilakukan dengan hati-hati. Dosis pertama dapat menyebabkan hipotensi terutama pada pasien yang sedang menggunakan diuretika dosis tinggi, diet rendah garam, dialisis, dehidrasi atau pasien dengan gagal ginjal.
Penghambat ACE sebaiknya juga digunakan dengan hati-hati pada penyakit vaskuler perifer atau aterosklerosis yang mempunyai risiko penyakit renovaskuler. Fungsi ginjal sebaiknya dipantau sebelum dan selama pengobatan, dan dosis diturunkan pada gangguan fungsi ginjal.
Risiko agranulositosis meningkat pada penyakit kolagen vaskuler (dianjurkan dilakukan hitung jenis darah). Penghambat ACE sebaiknya digunakan secara hati-hati pada pasien dengan stenosis aortik berat atau simtomatik (berisiko hipotensi), pada kardiomiopati obstruktif hipertrofi, pada pasien dengan riwayat idiopati, pada angioedema herediter, dan pada ibu yang menyusui.