Deskripsi
Komposisi
Tiap tablet Lameson 4 mg mengandung Methylprednisolone sebanyak 4 mg.
Kategori
Anti Inflamasi / Anti radang
Indikasi Umum
Digunakan untuk pasien dalam kondisi Inflamasi & alergi, reumatik yang responsif terhadap terapi kortikosteroid, radang sendi, lupus, psoriasis (peradangan kulit), colitis ulcerosa (peradangan pada usus besar dan rektum), udema serebral, penyakit saluran napas, gangguan fungsi kelenjar endokrin, gangguan lain pada kulit, mata, paru, lambung, sistem saraf dan juga sel darah merah.
Deskripsi
Lameson 4 mg merupakan obat antiinflamasi yang mengandung Methylprednisolone sebanyak 4 mg. Methylprednisolone merupakan jenis obat antiinflamasi (antiradang) yang masuk dalam golongan kortikosteroid yang digunakan sebagai obat rematik, lupus, psoriasis, alergi, imunosupresan, anti syok dan anti inflamasi. obat ini juga dianggap efektif untuk mengatasi kondisi peradangan. Sering juga digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi lain, seperti mual dari lupus, kelainan kelenjar tubuh, hinga alergi. Obat ini juga bisa digunakan untuk menyembuhkan kelainan sel darah dan sistem saraf.
Dosis
Dewasa : Dosis awal : 4 – 80 mg per hari Dosis pemeliharaan : 4 – 8 mg per hari, dapat ditingkatkan hingga 16 mg per hari. Anak : Dosis awal : 0,8 – 1,1 mg/kg berat badan Dosis pemeliharaan : 2 – 4 mg per hari, dapat ditingkatkan hingga 8 mg per hari.
Aturan Pakai
Lameson lebih baik dikonsumsi pada saat makan.
Cara Penyimpanan
Simpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya matahari dan jauhkan dari tempat yang lembab.
Kemasan
1 Strip @ 10 Tablet
Efek Samping
Efek saluran pencernaan termasuk dispepsia, tukak lambung (dengan perforasi), abdominal distention, pankreatitis akut, ulserasi esophageal, dan kandidiasis. Efek muskuloskeletal termasuk miopati proksimal, osteoporosis, patah tulang dan tulang belakang, avascular osteonecrosis, tendon rupture. Efek endokrin termasuk supresi adrenal, haid tidak teratur dan amenore, Cushing’s syndrome (pada dosis tinggi, biasanya kembali bila dihentikan, berat badan bertambah, peningkatan nafsu makan, memperberat infeksi. Efek optalmik termasuk glaukoma, papilloedema, katarak, eksaserbasi virus mata atau penyakit jamur. Efek samoing lain termasuk gagal penyembuhan, atropi kulit, menimbulkan luka memar, jerawat, infark jantung, gangguan cairan dan elektrolit, mual, muntah, cegukan.
Interaksi Obat
Methylprednisolone dapat terjadi interaksi bila digunakan bersamaan dengan :
- Ciclosporin : dapat meningkatkan resiko kejang.
- Digoksin : dapat meningkatkan resiko aritmia.
- Amphotericin B atau diuretik : dapat meningkatkan resiko hipokalemia.
- Aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid : dapat meningkatkan resiko gangguan pencernaan.
- Cholestyramine dan hormon estrogen : dapat menurunkan efektivitas methylprednisolone.
- Isoniazid dan obat antidiabetes : dapat menurunkan efektivitas isoniazid dan obat antidiabetes.
- Warfarin : dapat meningkatkan efek samping warfarin.
- Asam asetilsalisilat : dapat meningkatkan efek samping pada saluran pencernaan, seperti peradangan, perdarahan, dan maag.
Kontra Indikasi
- Hipersensitivitas terhadap obat Methylpreednisolone
- Penderita glaukoma sudut tertutup (peningkatan tekanan bola mata terlalu tinggi)
- Penderita osteoporosis
- Penderita penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen
- Penderita infeksi jamur yang menyekuruh (sistemik)
- Penderita Tukak lambung
- Penderita infeksi virus
- Penderita gangguan mental
- Penderita penyakit TBC
- Penderita penyakit diabetes mellitus
- Penderita herpes simpleks
- Ibu hamil dan menyusui.
Perhatian
Segmentasi
K Merah
Manufaktur
Lapi Laboratories