Propranolol HCl 10 mg 10 Tablet (Generik)

Rp2.300

Stok habis

Deskripsi

Komposisi

Setiap tablet mengandung Propranolol sebanyak 10 mg.

Kategori

Hipertensi

Indikasi Umum

Propranolol digunakan untuk pengobatan hipertensi, feokromositoma, angina, aritmia, kardiomiopati obstruktif hipertrofik, takikardi ansietas, dan tirotoksikosis (tambahan), profilaksis setelah infark miokard, profilaksis migren dan tremor esensial.

Deskripsi

Propranolol merupakan obat golongan penghambat beta (beta blocker) yang biasa digunakan untuk mengatasi keluhan gangguan jantung dan pembuluh darah seperti aritmia, hipertensi, gangguan pada katup dan otot jantung serta angina pektoris serta gangguan jantung lainnya.
Golongan obat ini menghambat adrenoseptor beta (beta bloker) menghambat adrenoreseptor beta di jantung, pembuluh darah perifer, bronkus, pankreas, dan hati. Penggunaan beta bloker pada anak masih terbatas.

Dosis

Hipertensi
Dosis : Sehari 2 kali 80 mg, tingkatkan dengan interval mingguan bila perlu, dosis penunjang 160-320 mg sehari.
Hipertensi portal
Dosis : Sehari 2 kali 40 mg, tingkatkan sampai 80 mg 2 kali sehari sesuai dengan frekuensi jantung, maksimal 160 mg 2 kali sehari.
Feokromositoma (hanya bersama alfa bloker)
Dosis : Sehari 1 kali 60 mg selama 3 hari sebelum pembedahan atau 30 mg sehari pada pasien yang tidak cocok untuk pembedahan.
Angina
Dosis : Sehari 2-3 kali 40 mg, dosis penunjang 120-240 mg sehari.
Aritmia, kardiomiopati obstruktif hipertropik, takikardi ansietas, dan tirotoksikosis
Dosis : Sehari 3 sampai 4 kali 10-40 mg.
Ansietas dengan gejala-gejala seperti palpitasi, berkeringat, tremor
Dosis : Sehari 4 kali 40 mg selama 2-3 hari, kemudian 80 mg 2 kali sehari, mulai 5-21 hari setelah infark.
Profilaksis migren dan tremor esensial
Dosis : Sehari 2 sampai 3 kali 40 mg, dosis penunjang 80-160 mg sehari.

Aturan Pakai

Propranolol lebih baik dikonsumsi sebelum makan.

Cara Penyimpanan

Simpan pada suhu 20-25 ℃ (68-77 F), terlindung dari cahaya. Hindari dari jangkauan anak-anak.

Kemasan

1 Strip @ 10 Tablet

Efek Samping

Bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi, bronkospasme, vasokonstriksi perifer, gangguan saluran cerna, fatigue, gangguan tidur, jarang ruam kulit dan mata kering (reversibel bila obat dihentikan), eksaserbasi psoriasis.

Interaksi Obat

  • Peningkatan efek obat propranolol jika dikonsumsi bersama obat golongan antiaritmia kelas I, seperti lidocain dan phenytoin.
  • Peningkatan aktivitas saraf simpatik, seperti jantung berdebar jika dikonsumsi bersama obat reserpine dan guanethidine.
  • Peningkatan risiko terjadinya bradikardia (denyut jantung lambat) jika dikonsumsi bersama digoxin.
  • Peningkatan risiko terjadinya hipotensi berat dan atrioventrikular block (terhambatnya aliran impuls listrik ke jantung) jika digunakan bersama obat antagonis kalsium, seperti diltiazem dan verapamil.
  • Peningkatan risiko bertambah parahnya kondisi gagal jantung jika digunakan bersama obat metildopa atau klonidin.
  • Penurunan efektivitas propanolol jika digunakan bersama obat golongan obat AINS dan rifampicin.

Kontra Indikasi

Asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi yang nyata, hipotensi, sindrom penyakit sinus, blok AV derajat dua atau tiga, syok kardiogenik; feokromositoma. Bronkospasme. Beta bloker, termasuk yang dianggap kardioselektif, seharusnya tidak diberikan kepada pasien dengan riwayat asma atau bronkospasme. Namun, pada situasi yang sangat jarang dimana beta bloker harus diberikan pada pasien demikian, dapat diberikan beta bloker yang kardioselektif dengan sangat hati-hati dan di bawah pengawasan spesialis.

Perhatian

Penggunaan obat ini harus dengan resep dokter. Hindari putus obat yang mendadak, terutama pada penyakit jantung iskemi, blok AV derajat pertama, hipertensi portal (risiko memburuknya fungsi hati), diabetes, riwayat penyakit paru obstruktif, miastenia gravis, pada anafilaksis respons terhadap adrenalin berkurang. Kategori kehamilan: Kategori C Studi terhadap binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil, atau studi terkontrol pada wanita hamil dan binatang percobaan. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya resiko terhadap janin. Kategori D: Terbukti berisiko terhadap janin (pada trimester 2 dan 3). Meski demikian, obat masih dapat digunakan jika obat diperlukan untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, atau penyakit serius, dimana obat yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif.

Segmentasi

K Merah

Manufaktur

Generik

Informasi Tambahan

Berat 0.01 kg
Dimensi 10 × 5 × 1 cm