Farmoten 25 mg 10 Tablet

Rp4.500

Stok habis

Deskripsi

Komposisi

Setiap tablet Farmoten mengandung Captopril sebanyak 25 mg.

Kategori

Hipertensi

Indikasi Umum

Hipertensi, terutama pada :

  • Penderita hipertensi dengan diabetes melitus.(golongan ACEI dapat menurunkan resistensi terhadap insulin)
  • Penderita hipertensi dengan proteinuria, gagal jantung, pasca infark miokard dengan gangguan fungsi diastolik.

Deskripsi

Farmoten tablet memiliki kandungan captopril, captopril adalah obat antihipertensi yang termasuk golongan ACE inhibitor. Obat ini bekerja dengan menghambat perubahan angiotensin 1 menjadi angiotensin 2 sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan tekanan darah sedangkan berkurangnya aldosteron akan menyebabkan ekskresi air dan natrium dan retensi kalium.

Hipertensi Penghambat ACE merupakan terapi awal yang sesuai untuk hipertensi pada pasien Kaukasian berusia muda, tetapi pasien Afro-Karibian dan pasien yang berumur lebih dari 55 tahun memberikan respon yang kurang baik. Penghambat ACE terutama diindikasikan untuk hipertensi pada pasien diabetes yang tergantung pada insulin dengan nefropati.

Profilaksis serangan jantung. Penghambat ACE digunakan dalam tata laksana awal dan jangka panjang pada pasien infark miokard. Penghambat ACE mencegah serangan jantung dan stroke pada pasien penyakit jantung koroner stabil dengan risiko tersebut.

Gagal Jantung. Pengobatan gagal jantung kronis bertujuan untuk mengurangi gejala, meningkatkan daya tahan saat berolah raga, mengurangi insiden eksaserbasi akut dan menurunkan tingkat kematian. Penghambat ACE digunakan pada semua tingkat keparahan gagal jantung, biasanya dikombinasikan dengan diurettik.

Pemberian awal dibawah pengawasan dokter spesialis. Pemberian awal penghambat ACE harus dibawah pengawasan dokter spesialis dengan pemantauan klinis yang intensif pada pasien dengan gagal jantung yang berat atau pada pasien yang:

  • Menerima beberapa macam obat atau terapi diuretika dosis tinggi (misalnya lebih dari 80 mg furosemid sehari atau setara dengan itu)
  • Mengalami hipovolemia
  • Mengalami hiponatremia (kadar natrium dalam jaringan di bawah 90 mmHg)
  • Menderita gangguan jantung yang tidak stabil
  • Menderita gangguan fungsi ginjal (kadar kreatinin dalam plasma di atas 150 mikromol/liter)
  • Menerima terapi vasodilator dosis tinggi
  • Berumur 70 tahun atau lebih.

Dosis

Dosis Dewasa :
Dosis awal : 2 x 12.5 mg/ hari, bila dikombinasi dengan diuretik atau pada usia lanjut, dosis awal 2 x 6.25 mg/hari
Dosis penunjang : 2 x 25 mg/hari
Dosis maksimal : 2 x 50 mg/hari (jarang 3 kali sehari pada hipertensi berat)
Terapi tambahan pada gagal jantung :
Dosis awal : 2-3 x 6.25-12.5 mg/hari (diperlukan pengawasan yang ketat)
Dosis penunjang : 2-3 x 25 mg/hari
Dosis maksimal : 150 mg/hari
Terapi pada infark miokard akut : 2-3 x 6.25 – 50 mg/ hari
Dosis anak :
Neonatus(bayi baru lahir) : 0.05 mg-0.1 mg/kg/dosis setiap 8-24 jam, titrasi dosis hingga 0,5 mg/kg/dosis setiap 6-24 jam
Bayi : 0,15-0,3 mg/kg/dosis, titrasi dosis maksimal hingga 6 mg/kg/hari selama 1-4  kali dosis terbagi, biasanya dibutuhkan 2,5 – 6 mg/kg/hari
Anak-anak : 0,3-0,5 mg/kg/dosis, titrasi dosis maksimal hingga 6 mg/kg/hari setiap 6-12 jam
Remaja : 12,5 -25 mg/dosis setiap 8-12 jam, dapat ditingkatkan sampai 25 mg/dosis, 1 sampai 2 minggu sampai maksimum dosis 450 mg/hari
Nefropati diabetik : 75-100 mg sehari dalam dosis terbagi, jika diperlukan penurunan tekanan darah lebih lanjut, antihipertensi lain dapat digunakan bersama kaptopril
gangguan ginjal yang berat : 12,5 mg 2 kali sehari (jika diperlukan terapi bersama diuretika, sebaiknya dipilih diuretika kuat daripada tiazid).

Aturan Pakai

Farmoten 25 mg lebih baik dikonsumsi pada saat perut kosong 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.

Cara Penyimpanan

Simpan pada suhu 20-25 ℃ (68-77 ℉), terlindung dari cahaya. Hindari dari jangkauan anak-anak.

Kemasan

1 Strip @ 10 Tablet

Efek Samping

Hipotensi, gangguan fungsi ginjal, batuk kering yang menetap, angioedema, ruam kulit, gangguan pengecapan, gangguan saluran cerna (mual muntah, dispepsia, diare, konstipasi dan nyeri abdomen). Hiperkalemia, hipoglikemi, dan kelainan darah termasuk trombositopenia, leukopeni, neutropenia.

Interaksi Obat

  • Pemberian bersamaan dengan diuretik hemat kalium (spironolacton) dapat menimbulkan hiperkalemia.
  • Penurunan efektivitas captopril, jika digunakan bersamaan dengan Antasida.
  • Penurunan efektivitas captopril dan menambahkan resiko hiperkalemia, jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) seperti natrium diklofenak, celecoxib, ibuprofen, ketorolac, dsb.
  • Pemberian bersamaan dengan Allopurinol dapat meningkatkan toksisitas dari allopurinol.

Kontra Indikasi

Angioedema yang berhubungan dengan pengobatan ACE inhibitor sebelumnya, Edema angioneurotic herediter atau idiopatik, penggunaan bersamaan dengan aliskiren pada pasien diabetes, Kehamilan (bersifat teratogenik), menyusui (diekskresi kedalam ASI dan berakibat buruk terhadap fungsi ginjal bayi), hiperkalemia, stenosis arteri renalis bilateral atau unilateral pada keadaan ginjal tunggal, dan hipersensitif.

Perhatian

Penggunaan obat ini harus dengan resep dokter dan dalam pengawasan dokter.

Pada pasien yang sedang menggunakan diuretika, pemberian awal penghambat ACE perlu dilakukan dengan hati-hati. Dosis pertama dapat menyebabkan hipotensi terutama pada pasien yang sedang menggunakan diuretika dosis tinggi, diet rendah garam, dialisis, dehidrasi atau pasien dengan gagal ginjal.

Penghambat ACE sebaiknya juga digunakan dengan hati-hati pada penyakit vaskuler perifer atau aterosklerosis yang mempunyai risiko penyakit renovaskuler. Fungsi ginjal sebaiknya dipantau sebelum dan selama pengobatan, dan dosis diturunkan pada gangguan fungsi ginjal.

Risiko agranulositosis meningkat pada penyakit kolagen vaskuler (dianjurkan dilakukan hitung jenis darah). Penghambat ACE sebaiknya digunakan secara hati-hati pada pasien dengan stenosis aortik berat atau simtomatik (berisiko hipotensi), pada kardiomiopati obstruktif hipertrofi, pada pasien dengan riwayat idiopati, pada angioedema herediter, dan pada ibu yang menyusui.

Kategori Kehamilan : D
Ada bukti positif mengenai resiko terhadap janin manusia, tetapi manfat yang diperoleh mungkin lebih besar dari resikonya (misal : jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius yang tidak efektif atau tidak mungkin diatasi dengan obat yang lebih aman).

Segmentasi

K Merah

Manufaktur

Fahrenheit

Informasi Tambahan

Berat 0.01 kg
Dimensi 10 × 5 × 1 cm